Posted by : Kawateru
November 09, 2012
Tokek, hewan reptil yang suaranya sering muncul di rumah, kebun, gedung
atau bahkan hutan itu kini harganya makin mahal. Tokek berkaki empat
mirip cicak itu lebih sering dijumpai di rumah dan kini makin mudah
diperoleh di pasaran untuk berbagai keperluan.
Apa yang menjadikan tokek mahal harganya? Ternyata bukan karena suaranya yang sering bunyi tanpa diduga dan berulang-ulang satu periode. Tetapi lebih kepada kandungan dari tokek itu sendiri, yang otomatis untuk memanfaatkan harus disembelih atau dimatikan.
Apa yang menjadikan tokek mahal harganya? Ternyata bukan karena suaranya yang sering bunyi tanpa diduga dan berulang-ulang satu periode. Tetapi lebih kepada kandungan dari tokek itu sendiri, yang otomatis untuk memanfaatkan harus disembelih atau dimatikan.
Tokek rumah atau cicak besar bernama latin Gekko gecko dikenal di beberapa tempat beda menyebutnya misalnya tekek atau tokek, (Jawa), tokok (Sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (Inggris).
Tokek rumah memiliki bintil besar-besar di punggungnya yang berbeda-beda warnanya dan hal ini satu diantara pembeda dengan cicak kecil. Bermacam-macam warnanya dari warna abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga.
Perut tokek warna abu-abu biru keputihan atau kekuningan dan ekornya juga ada enam baris bintil belang-belang. Kakinya di jari-jari ada bantalan pengisap sehingga pandai lengket di dinding tembok atau pohon.
Tokek menjadi mahal dan dicari orang konon karena bisa menyembuhkan orang yang mengidap HIV atau AIDS. Penyakit mematikan itu menyerang sistem imun tubuh dan belum ada obat medis yang mampu mengatasinya. Sehingga, ramuan tradisional dari tokek dipercaya sebagai paling mujarab untuk hal itu.
Bagian lidah tokek dan darahnya dikabarkan mengandung zat yang bisa melawan virus HIV. Yang memiliki khasiat itu tokek berbobot lebih dari 3 ons dalam keadaan hidup.
Selain lidah, konon empedu tokek juga mujarab untuk pengobatan orang yang mengidap AIDS. Kabar beginilah yang membuat orang harus membeli dengan harga mahal demi terselamatkan nyawanya.
Di bagian empedu tokek, juga mengandung senyawa anti tumor dan kanker sehingga bisa meningkatkan kekebalan tubuh.
Sedangkan daging secara keseluruhan sudah dikenal sejak nenek moyang bisa menyembuhkan berbagai penyakit gatal. Banyak orang memberikan kesaksian bahwa penyakit kulit gatal-gatal bisa sembuh dengan tokek yang dibakar atau digoreng.
Harga tokek bervariasi tergantung berat badan dan usia tokek itu sendiri. Di beberapa daerah seperti Jakarta, Batam, Banjarmasin, Makassar, Pontianak, Surabaya dan Solo serta kota lainnya sudah ada lokasi khusus penjualan tokek.
Di Pasar Jatinegara, Jakarta juga ada pasar hewan yang menyediakan berbagai macam satwa langka sekalipun, dengan harga murah.
Untuk tokek dengan berat badan kurang dari 1,5 ons masih kisaran Rp 200 ribu. Tapi bila sudah besar sekitar 2 ons dan sudah tua maka bisa mencapai Rp 5 jutaan.
Jika nasib mujur, penjual tokek dengan berat badan lebih dari 3 ons atau 4 ons bisa terjual Rp 100 juta. Akan lebih mahal lagi jika sudah mencapai 1 kilogram dan mendapat pembeli langsung dari Korea, China atau Malaysia harganya bisa lebih dari Rp 200 juta.
Tokek raksasa yang pernah ditemukan di pedalaman Kalimantan memiliki berat hingga 64 kilogram yang kemudian terjual Rp 179 miliar oleh pengusaha Korea melalui orang Malaysia. Sejak itu belum ada lagi kabar tokek tersebut mampu menyembuhkan berapa orang yang terkena virus HIV atau AIDS.
Ada Tokek Harganya 25 Milyar
Andi Makkuraga Hidayat, warga Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, bersedia membeli tokek seberat 64 kilogram yang ditemukan di perbatasan antara Siemanggaris, Nunukan, dan Seudong, Malaysia, oleh seorang remaja, warga negara Malaysia yang tinggal di Kalabakan, seharga Rp 25 miliar per ons.
Keinginan Andi ini dikatakan langsung pada awak redaksi Tribun Kaltim, Rabu (5/5/2010) sore. "Saya sengaja datang ke Tribun (Kaltim) memang untuk membeli tokek tersebut. Saya tahu informasi itu memang dari Tribun, dan langsung berniat membeli. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," tegas Andi.
Sejak 3 tahun lalu, dia memang berbisnis tokek. Mulai dari Bandung, Surabaya hingga Tuban sudah dijelajahinya untuk berburu tokek. Dan sejauh ini baru tokek seberat 5 kg yang berhasil ditemuinya, di daerah Bandung.
"Makanya kaget juga waktu baca Tribun trus ada tokek 64 kg. Luar biasa. Dulu saya pernah menawar tokek 1 kg yang per ons-nya saya hargai Rp 10 miliar. Sekarang untuk tokek 64 kilogram saya berani beli Rp 25 miliar per ons," katanya meyakinkan.
Andi memercayai bahwa tokek mampu mengobati penyakit HIV/AIDS. Inilah yang membuat tokek banyak diburu, baik oleh orang Indonesia maupun dari luar negeri, dan harganya melambung tinggi.
Meski demikian, diakui Andi, selama ini bisnis jual beli tokek yang ditekuninya kerap tak selalu berjalan mulus. "Seringnya ditipu, apalagi di daerah Jawa, itu banyak mafianya. Saya pernah dikasih tahu ada tokek seberat 1 kg, lalu saya datang ke sana dan berniat beli, tapi ternyata sampai di lokasi tokeknya cuma seberat 1 ons," ujarnya.
Tapi kalau yang ditampilkan di koran Tribun ini kan memang besar, gambarnya saja besar, dan saya yakin lah ini tidak main-main," imbuhnya.
Tokek raksasa tersebut kini masih tersimpan di rumah si penemu di Kalabakan. Setiap harinya hewan tersebut harus diberi makan daging, terutama hati ayam untuk dapat terus bertahan hidup. Sebenarnya sudah banyak calon pembeli yang datang melihat langsung temuan tersebut. Namun, hingga kini belum ada kesepakatan harga antara si penjual dan pembeli.
"Mudah-mudahan saya berhasil membeli tokek ini. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," ujar Andi.
Peminat untuk membeli tokek tersebut juga terus berdatangan ke kantor Tribun Kaltim. Di antaranya, Nanang dan Marimin yang mengaku salah satu agen resmi pembeli tokek, bahkan siap membeli tokek tersebut dengan harga yang diminta sang pemilik.
"Saya kaget dengan berita tokek sebesar itu dan beratnya mencapai 64 kg. Makanya saya ingin membeli tokek tersebut,".
Hal senada juga diutarakan oleh Marimin. Ia mengaku sudah menghubungi kantor pusat pembeli tokek di Korea Utara terkait berita tentang tokek menghebohkan tersebut. "Saya sudah menelpon bos saya di Korea. Mereka siap membeli Rp 15 miliar, atau berapa pun harganya oke, asal tokek tersebut benar-benar ada," ujatrnya.
"Bos saya dari Korea (hari ini) akan datang ke Indonesia untuk melihat langsung tokek tersebut," tegas Marimin.
Related Posts :
health,
history,
science,
unik